Minggu, 22 Juni 2014

KRITIK DAN ESAI SASTRA

POSTKONOLONIALIS DALAM CERITA PENDEK YANG BERJUDUL
"GEMBRITT FOURY" KARYA M. SHOIM ANWAR

Oleh:
Erick Frendiyantoro
(10-520-0172)

UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
2014

POSTKONOLONIALIS DALAM CERITA PENDEK YANG BERJUDUL
"GEMBRIT FOURY" KARYA M. SHOIM ANWAR

Postkolonialis adalah teori yang lahir sesudah kebanyakan negara-negara terjajah yang memperoleh kemerdekaannya. Sedangkan penelitian dalam bidang kolonialisme mencakup seluruh intekstual nasional.
Poskolonialisme merupakan bentuk penyadaran dan kritik atas kolonialisme yang menggabungkan berbagai disiplin keilmuan mulai dari filsafat, cultural studies, politik, bahasa sastra, ilmu sosial, sosiologi, dan feminisme. Poskolonial bukan berarti setelah kemerdekaan, tetapi poskolonial dimulai ketika kontak pertama kali penjajah dengan masyarakat pribumi.
Teori postkolonialisme sangat relevan dalam kaitannya dengan kritik lintas budaya sekaligus wacana yang ditimbulkannya. Sebagai cara pandang baru, postkolonialisme telah mampu menjelaskan objek secara berbeda, sehingga menghasilkan makna yang berbeda. Sebagai negara yang pernah menjadi kolonisasi selama hampir tiga setengah abad, jelas dalam khazanah kultural Indonesia terdapat berbagai masalah yang harus dipahami sesuai dengan teori postkolonial. Hal tersebut yang dicoba penulis ungkapkan dalam cerpen "Gembritt Foury" karya M. Shoim Anwar.
Ketika dikatakan masih mengikuti sisi tradisional, suatu kelompok menolak karena menganggap dirinya adalah modern tapi ketika menghadapi suatu permasalahan, tidak semua kelompok bisa bersikap terbuka dan menerima semuanya. Selalu ada sikap
mengucilkan dan tidak adil, entah untuk tujuan apa, rasa penghakiman atau sebuah klaim tradisional.
Seperti dalam cerita pendek kali ini mengisahkan tentang seorang yang merasa dirinya menjadi korban ketidakadilan dalam kehidupan hanya karena masalah warna. Ya, warna kulit. Tidak adil memang ketika mengatakan warna sebagai sumber permasalahan tapi memang hal itu kenyataannya. Masalah itu dimulai ketika Gembrit dilahirkan dari rahim seorang kulit hitam dan ayah seorang kulit putih. Setiap orang tidak bisa memilih dilahirkan dari rahim sipapa, dimana dan kapan, maka dari itu seseoreang tidak bisa bersikap tidak adil. Seperti dalam kutipan:
Ibunya kulit hitam bernama Mery Gelhorn, dan ayahnya seorang kulit putih bernama Robert Duke. Banyak orang yang bersimpati pada keluarga ini. Namun banyak juga yang sinis karena nafas rasialisme masih berkembang dimana-mana.
Suatu kelompok percaya dan menganggap penting perbedaan sosial dan budaya antar ras karena hal itu semua yang mendasari segala. Tidak adil bahkan ssangat tidak adil tapi hal itu masih mengalir kuat dalam diri suatu kelompok bahwa ras kulit putih sistem sosial dan budayanya lebih tinggi dari pada kulit hitam yang hanya dianggap sebagai formalitas keanekaragaman warna kulit dalam jagat raya ini. Seperti dalam kutipan:
Tiba-tiba gerakan kelompok Klu Klan yang anti kulit hitam itu menggila. Ibun Gembrit suatu ketika ditemukan di belakang rumah dalam keadaan luka parah, bahkan hampir tewas. Ini tentu disiksa oleh kelompok itu.
Ketika rasisme masih bersifat pribadi mungkin masih bisa ditoleransi tapi ketika rasisme atas nama kelompok, itu yang berbahaya karena mereka akan meyiksa atau bahkan membunuh ras kulit hitam tanpa tahu apa kesalan mereka sebenarnya. Padahal tokoh dalam cerita pendek ini adalah Gembrit yang kulitnya tidak hitam tapi sawo matang karena perpaduan antara ibunya yang seorang kulit hitam dan ayahnya yang kulit putih.
Mungkin malu atau apa yang ada dalam diri ras hitam ketika diri mereka dipermalukan dimuka umum, apalagi sedang ada tamu. Mereka hanya bisa mencoba berpikir positif ketika semua itu terjadi. Seperti dalam kutipan:
Potongan kayu tiba-tiba menghantam pagar di dekat kami. Saya dan Gembrit terjingkat. Gembrit saya tahan sejenak. "Orang mabuk" katanya, lantas ia pergi cepat-cepat.
  Bahkan yang paling mengerankan pemimpin negara mereka turut andil dalam permasalahan ras tersebut. Seperti Fidel Castro. Seperti dalam kutipan:
"Mereka pasti kaum oposisi," kata Gembrit
"Siapa mereka itu?"
Anak buah Fidel Castro. Castro telah menunggangi mereka "
Tembakan terdengar kembali. Terlihat sekelompom orang berlari menyeberangi jalan.
Mungkin karena Fidel Castro adalah sekertaris pertama Partai Komunis Kuba tahun 1965 dan mentransformasikan Kuba kedalam republik sosialis satu partai. Padahal sangat sulit ketika suatu negara akan dijadikan satu partai mengingat Kuba adalah negara yang sering terjadi konflik. Itu bukan pemecahan yang baik. Setiap orang atau kelompok berhak memiliki kepercayaan tersendiri termasuk partai yang dipercayanya membawa Kuba ke dalam ketenangan.
Bila rasisme mengacu pada diskriminasi intitusional, rasialisme biasanya merujuk pada gerakan sosial atau politik tang mendukung teori rasisme. Hal itu memang bernar, seperti kutipan berikut:
Situasi politik di Havana akhir-akhir ini memang menghangat, insiden sering terjadi, beberapa kelompok pasukan siap di tempat-tempat tertentu dan sisanya mondar-mandir di jalanan.
Ternyata bukan Indonesia saja yang masyarakatnya diperbudak oleh politik, seakan masyarakat jadi bonekanya. Tapi Kuba juga memperlakukan sama masyarakatnya. Seperti dalam kutipan:
"Tentu saja! Awalnya berjanji akan memperjuangkan nasib rakyat. Tapi lama-lama rakyat diperas. Kekayaan negara diserap dan ditumpuk untuk anak cucunya dengan didirikan perusahaan dimana-mana. Pemimpin ini memberikan jabatan penting pada segenap jaringan politis dan ekonomis. Aku takut penggantinya nanti juga demikian.
Hal tersebut tebukti, karena setelah Fidel Castro menjadi presiden, ia tampil menjadi komandan militer Kuba dan pada 31 Juli 2006 Castro menyerahkan jabatan kepresidenannnya kepada adiknya Raul untuk beberapa waktu.
Tapi yang menjadi pertanyaan, sebenarnya Gembrit ini adalah laki-laki atau perempuan karena penulis tidak menyatakan secara detail tentang kelamin Gembrit. Pada awalnya berpikir bahwa Gembrit laki-laki dari pertemuannya dengan penulis di bar tapi ada pernyataan yang membuat ragu yaitu
Tubuh Gembrit tinggi besar dan sangkuk. Orang bilang postur demikian nafsu seksnya besar dan kuat. Suka menghabiskan banyak pria.
Apakah ketidakadilan yang dirasakan Gembrit membutakan mata Gembrit? Sehingga dia tega menaruh bom di sebuah kantor pemerintah. Seperti dalam kutipan:
Suatu ketika saya menemukan Gembrit di Key West. Dia membawa bungkusan agak besar. Kami berbicara beberapa saat. Waktu saya bertanya apa isi bungkusan itu, Gembrit menolakdan menjawab sangat tegas.
"Tidak semua urusanku perlu kau ketahui," katanya.
Ternyata di halaman gedung yang dimasuki Gembrit tadi baru saja terjadi ledakan bom. Beberapa mobil rusak beratdan bagian gedung babak belur.
Mungkin semua pihak terutama menganut paham rasialisme sudah mengetahui bahwa yang menjadi tersangka peledakan bom adalah Gembrit, maka dari itu ketika sampai di apartemennya, banyak sekali yang mencoba menghubunginya.
Ketika itu Gembrit menghilang entah kemana, mungkin dia mencoba untuk menyelesaikan konflik tersebut atau malah memperburuknya. Atau bahkan dia adalah seorang pengecut yang bersembunyi setelah melakukan sesuatu. Hal itu dibuktikan ketika ayah Gembrit yang terluka kakinya karena diberondong musuh. Dan setelah itu Kuba semakin memanas. Hal itu disebabkan karena Fidel Castro beserta pengikutnya memprotes dan memimpin gerakan bawah tanah anti pemerintah atas pengambil alihan kekuasaan lewat kudeta oleh Fulgencio Batista pada tahun 1952.
Sebuah keberuntungan ketika Indonesia tidak seperti Kuba meskipun permasalahnnya kurang lebih sama. Manuasia Indonesia masih memegang adat ketimuran atau memang takut menerima resiko, maka sari ityu para generasi muda Indonesia hanya menyampaikan aspirassinya melalui demo dan tidak lebih. Hal itu yang dirasakan ketika penulis berada di Kuba. Meski hujan emas di negeri orang, lenih baik hujan batu di negeri sendiri. Shoim Anwar merasa rindu akan tanah airnya. Tentu karena konflik yang berkepanjangan akan berimbas pada segala bidang termasuk manajemen surat-surat untuk segera keluar dari Kuba. Hal itu sangat menyulitkan Shoim Anwar.
Shoim Anwar ini sangat ingin memeluk untuk yang terakhir kalinya dengan teman baiknya di Kuba, tapi malam itu pintu kamar Gembrit masih sama. Terkunci.
Terlintas banyak ketakutan seakan bakal ditinggal oleh sahabat barunya. Dan benar. Ketika Shoim Anwar membuka pintu kamar. Gembrit sudah meninggal dengan darah yang hampir mengering. Entah itu pekerjaan orang rasialisme atau siapalah, Shoim Anwar tidak tahu. Maka dari itu Shoim Anwar langsung bergegas meninggalkan apartemen Gembrit karena akan menimbulkan fitnah bila terus berada di sana.
Ketika apa yang telah diharapkan hampir tercapai yaitu pulang ke tanah air, petaka terjadi, Shoim Anwar dicegat anggota kedinasan karena dianggap terlibat pembunuhan Gembritt. Sungguh menyulitkan.

Erick. F
105200172

Tidak ada komentar:

Posting Komentar